Jumat, 07 Desember 2007

GAYA MENGAJAR

KERTAS TUGAS
GAYA LATIHAN

Nama :
Kelas :
Materi : Passing Bawah Bola Voli

Uraian tugas
1. Sikap awal, kaki kuda-kuda selebar bahu.
2. Satukan tangan si depan badan (perut).
3. Pandangan fokus pada datangnya bola.
4. Perkenaan bola pada lengan bawah.
5. Saat memantulkan bola, ayun pangkal lengan atas, bukan menekuk siku.


Kertas Tugas
GAYA RESIPROKAL

Nama Pelaku :
Kelas : PJKR-D
Materi : Passing bawah bola voli
No Tugas/Kriteria Pelaku I Pelaku II
Ya Tidak Ya Tidak
1. Sikap awal, kaki kuda-kuda (sejajar atau depan belakang) dan fleksible.
2. Kedua tangan menyatu di depan badan (pusar).
3. Pandangan fokus pada datangnya bola.
4. Perkenaan bola pada lengan bawah.
5. Saat menerima bola siku agak ditekuk (rileks)
6. Pangkal gerak/ayunan pada poros lengan atas (artikulasio humeri)
7. Posisi kaki selalu mendekat arah datangnya bola

Nama Pengamat :
NIM :

RP BOLA TANGAN (FLYING SHOOT)

FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN METODIK BOLA TANGAN

A. Identifikasi Materi Pelajaran.
1. Materi yang diajarkan :
Materi yang akan disampaiakan pada pembelajaran metodik bola tangan kali ini adalah teknik Flying Shoot.
2. Alokasi waktu yang diperlukan :
a. Pemanasan : 4 menit
b. Latihan teknik inti : 10 menit
c. Permainan : 6 menit
Jadi total alokasi waktu yang diperlukan adalah 20 menit.
3. Jumlah siswa :
Jumlah siswa ± 15 – 20 siswa.
B. Susunan Persiapan Pembelajaran.
1. Tujuan pembelajaran :
• Siswa dapat melakukan flying shoot dengan teknik yang baik dan benar.
• Siswa dapat menggunakan flying shoot dalam permaianan.
1. Tujuan pengetahuan dari materi pelajaran :
• Siswa dapat mengetahui manfaat dari penggunaan flying shoot dalam permainan.
• Siswa dapat melatih koordinasi gerakan flying shoot.
• Siswa dapat bekerja sama dalam permainan.
2. Fasilitas / alat yang digunakan :
• Lapangan bola tangan.
• Bola ±15 – 20 buah.
• Kune ± 5 – 10 buah.
• Peluit
• Rompi ± 5 – 10 buah.
• Jam / stop watch


3. Bentuk / urutan pembelajaran :
a. Pemanasan :
Bentuk pemanasan dilakukan dengan permainan sederhana. Mula-mula siswa dibagi menjadi 2 kelompok, rompi dipakai untuk membedakan tim satu dan yang satunya. Permainan dilakukan dengan aturan sederhana sebagai berikut :
• Lama permainan yaitu 4 menit (2 X 2 menit).
• Dalam setiap tim tidak ada penjaga gawang.
• Setiap pemain boleh mendribble bola maksimal 3 langkah atau berhenti selama 3 detik.
• Setiap bola yang masuk ke gawang adalah gol, dan cara memasukkan bola ke gawang boleh dengan lemparan atas, lempar bawah, atau flying shoot.
b. Latihan teknik / inti :
Mula-mula siswa dibagi dalam 3 kelompok. Satu dari arah lurus depan gawang, satu dari samping kiri dan yang terakhir dari samping kanan gawang.
• Menggiring bola lurus dan tembakan ke gawang (dari arah depan gawang, samping kanan dan kiri):
 Sikap persiapan
Berdiri tegak dengan membawa bola (dari arah depan gawang, samping kanan dan kiri).
 Sikap pelaksanaan
Menggiring bola dengan arah lurus menuju ke arah gawang, dan sebelum masuk daerah gawang salah satu kaki menumpu dan menolak sedemikian rupa, sehingga pada waktu menolak dapat dilakukan sedekat mungkin dengan garis gawang dan jangan sampai masuk di daerah gawang. Pada saat melayang tersebut, bola ditembakkan ke arah gawang sekuat tenaga.
 Sikap lanjutan (follow through)
Setelah bola ditembakkan ke arah gawang, mendarat dan harus segera lari ke luar dari derah gawang.



c. Permainan
Permainan dilakukan dengan aturan sebagai berikut :
• Menggunakan lapangan bola tangan ( sesuai dengan ukuran lapangan in-door).
• Siswa dibagi dalam dua tim, salah satu tim memakai rompi untuk membedakan.
• Lama permainan 6 menit ( 2 X 3 menit ).
• Boleh menggunakan penjaga gawang.
• Baik pemain bertahan atau menyerang tidak boleh masuk daerah bertahan.
• Selama permainan, pemain boleh menggiring bola selama mungkin (tetapi diutamakan adanya kerjasama yaitu dengan saling mengoper)
• Setiap bola yang masuk ke gawang adalah gol, dan skor bertambah bagi tim yang mencetak gol.
• Cara mencetak gol boleh menggunakan lemparan atas atau lemparan bawah (diutamakan menggunakan flying shoot).
• Setiap bola keluar lapangan adalah lemparan ke dalam.
• Setiap bola mengenai kaki dengan sengaja adalah pelanggaran, dan dilakukan lemparan bebas dari tempat terjadinya pelanggaran.
4. Evaluasi :
Evaluasi dilakukan dengan analisis teknik flying shoot, baik dalam latihan teknik maupun dalam permainan.

MEDIA PEMBELAJARAN ANAK SLB

A. PEMBELAJARAN PADA KELAS PERSIAPAN.
Pada kelas persiapan usia siswa tidak berpengaruh, siswa yang ada pada kelas persiapan adalah siswa yang memiliki IQ dibawah 50 (± 40 %). Dengan jumlah siswa pada kelas tersebut 4 orang.
Dalam proses pembelajaran, siswa hanya bermain didalam ruangan. Karena jika mereka bermain diluar ruangan akan tidak terkontrol yang disebabkan oleh keterbatasan mental.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Melakukan gerak dasar ke dalam permainan sederhana 1.1 Melakukan gerak dasar jalan, lari, dan lompat dalam permainan sederhana
1.2 Melakukan gerak dasar memutar, mengayun ataupun menekuk dalam permainan sederhana
1.3 Melakaukan gerak dasar lempar tangkap dan sejenisnya dalam permainan sederhana
2. Melakukan sikap tubuh dalam berbagai posisi 2.1 Melakukan sikap tubuh dalam posisi berdiri
2.2 Melakaukan sikap tubuh dalam posisi berjalan
3. Melakukan senam lantai sederhana tanpa alat dan nilai yang terkandung didalamnya 3.1 Melakukan gerak keseimbangan statis tanpa alat
3.2 Melakukan gerak keseimbangan dinamis tanpa alat
4. Mengungkapkan perasaan melalui gerak berirama dan nilai yang terkandung didalamnya 4.1 Melakukan gerak bebas berirama tanpa menggunakan musik
4.2 Melakukan gerak bebas berirama menggunakan musik
5. Menerapkan budaya hidup sehat 5.1 Menjaga kebersihan diri yang meliputi tangan dan kaki










B. ALAT DAN FASILITAS
1. WALL BARS (TANGGA DINDING)
Kegunaan :
Diperuntukkan bagi anak-anak yang mengalami kelemahan atau layuh bagian otot tungkai, lengan, tulang, belakang dan otot perut.
Fungsi :
• Untuk menguatkan otot dan tulang tungkai, lengan, tulang belakang, dan otot perut.
• Melatih otot lengan.
• Melatih keberanian.
• Memperbaiki postur tubuh (tulang belakang yang bengkok).
• Mengenal tinggi rendah (orientasi ruang).
• Melatih koordinasi mata, tangan, dan kaki.

2. STAND IN TABLE (MEJA BERDIRI)
Kegunaan :
Diperuntukkan bagi anak yang layuh tubuh dan tungkai serta hiperaktif, tidak mau diam dan kurang berkonsentrasi.
Fungsi :
• Untuk melatih berdiri dan konsentrtasi.
• Melatih kekuatan otot kaki.
• Untuk sarana latihan terapi.

3. BALANCED BEAM EXERCISE (PAPAN TITIAN)
Kegunaan :
Diperuntukkan bagi anak yang mengalami kelainan atau gangguan keseimbangan, tuna daksa, tuna grahita dan tuna rungu.
Fungsi :
• Untuk melatih keseimbangan dalam berdiri.
• Pengenalan tinggi rendah.
• Melatih keberanian dan percaya diri.
• Melatih koordinasi mata, kaki dan koordinasi ruang.

4. WALKING PARALEL BARS (PALANG SEJAJAR BERJALAN)
Kegunaan :
Diperuntukkan bagi anak yang mengalami kelayuhan tungkai, berjalan yang zigzag dan tidak lurus.
Fungsi :
• Untuk melatih berdiri.
• Mengoreksi sikap berjalan yang tidak tepat.
• Penguatan otot kaki dan tangan.
• Melatih kepercayaan diri dan keberanian.
• Koordinasi tangan, mata dan kaki.



5. FOOT PLACEMENT LADDER (TANGGA TIDUR)
Kegunaan :
Diperuntukkan bagi anak yang mengalami kelainan dalam berjalan (zigzag), kurang memahai konsep ruang dan kurang mampu berkonsentrasi.
Fungsi :
• Untuk melatih keseimbangan dalam berjalan, melatih konsep dan konsentrasi.
• Penghalusan rasa.
• Elatih koordinasi kaki kiri dan kanan.

6. STRAIGHT STAIRCASE (TANGGA)
Kegunaan :
Diperuntukkan bagi anak yang lemah fungsi otot dan tulang tungkai.
Fungsi :
• Untuk menguatkan otot tungkai.
• Sama dengan walking parallel bars tapi dengan kesulitan lebih tinggi.

7. VESTIBULAR BOARD (MEJA GOYANG)
Kegunaan :
Diperuntukkan bagi anak yang mengalami gangguan keseimbangan tubuh.
Fungsi :
• Untuk melatih keseimbangan anak dalam posisi duduk, jongkok, dan berdiri.
• Melatih konsentrasi.
• Untuk melatih anak tuna daksa dan tuna grahita.

8. NEURO DEVELOMMENT ROLLS
Kegunaan :
Diperuntukkan bagi anak tuna grahita dan tuna daksa serta anak lumpuh layu.
Fungsi :
• Melatih otot keseimbangan.
• Melatih kekuatan otot tangan dan kaki.
• Untuk pemgenalan benda.
• Melatih anak hiperaktif.
• Melatih bentuk geometris.

9. BED UNTUK LATIHAN DAN TERAPI
Kegunaan :
Diperuntukkan bagi anak yang menderita lumpuh layu, tuna grahita dan tuna daksa.
Fungsi :
• Pemeriksaan awal sebelum latihan.
• Untuk tempat latihan duduk, miring, telentang, dan tengkurap.
• Melatih otot punggung dan perut.
• Melatih posisi kepala yang benar.
10. PULLEY WEIGHT
Kegunaan :
Diperuntukkan bagi anak tuna daksa, tuna grahita atau anak yang membutuhkan penguatan otot.
Fungsi :
• Melatih otot dan kaki.
• Koordinasi mata, tangan dan kaki.
• Melatih kekuatan tangan dengan berbagai beban.
• Melatih otot biseps dan triseps.
• Melatih otot punggung dan perut.
• Peraga katrol bagi pelajaran pengetahuan alam atau fisika.

11. BICYCLE EXERCICER
Kegunaan :
Diperuntukkan bagi anak yang membutuhkan latihan penguatan kaki.
Fungsi :
• Melatih koordinasi kaki dan tangan.
• Penguatan otot kaki dan tangan.
• Merasakan gerakan kaki mengayuh.
• Melatih keseimbangan.
• Melatih konsentrasi.


12. DYNAMIC BODY DAN BALANCED COORDINATION
Kegunaan :
Diperuntukkan bagi anak tuna daksa, tuna grahita, serta untuk anak yang hiperaktif.
Fungsi :
• Melatih keseimbangan.
• Melatih keberanian.
• Melatih otot kaki.
• Melatih motorik kasar.
• Memperbesar kepercayaan diri.

13. WHEEL CHAIRS
Kegunaan :
Diperuntukkan bagi anak tuna daksa.
Fungsi :
• Untuk alat bantu gerak.
• Melatih otot tangan.

14. FOOTBALL
Kegunaan :
Diperuntukkan bagi anak tuna grahita dan tuna daksa.
Fungsi :
• Melatih otot kaki.
• Koordinasi mata dan kaki.
• Melatuh motorik halus dan kasar.
• Melatih sosialisasi anak dal;am permainan bersama.

15. VOLLEYBALL
Kegunaan :
Diperuntukkan bagi anak tuna daksa dan tuna grahita.
Fungsi :
• Melatih otot tangan.
• Koordinasi mata dan tangan.
• Melatih sosialisasi.

LAPORAN PRAKTEK PENDIDIKAN KESEHATAN SEKOLAH

PRAKTEK I. BERAT BADAN IDEAL
Tujuan : Untuk mengetahui Berat Badan Ideal seseorang.
Rumus BBI = ( Tinggi Badan – 100 ) – 10% ( Tinggi Badan – 100 )
Alat :
1. Stadiometer
2. Timbangan
Cara Kerja :
1. Mengukur Tinggi Badan.
2. Mengukur Berat Badan.
Hasil Perhitungan :
BBI = (TB – 100) – 10% (TB – 100)
= (164 – 100) – 10% (164 – 100)
= 64 – 10% (64)
= 64 – 6,4
= 57,5 Kg
Identitas Tinggi Badan BBI BB Riel Kesimpulan
Fandhi G 164 cm 57,5 Kg 51 Kg Kurus 6,5 Kg
Keterangan :
1. Berat Badan Ideal jika lemak dalam tubuh 15% – 30%
2. Kurus jika lemak dalam tubuh kurang dari 15%
3. Gemuk jika lemak dalam tubuh lebih dari 30%, untuk pria dan 35% untuk wanita.

PRAKTEK II. MENGUKUR BESAR TULANG
Tujuan : Untuk mengetahui type tulang seseorang.
Alat :
1. Stadiometer
2. Metlin (meteran pengukur baju)
Cara Kerja :
1. Mengukur Tinggi Badan (cm)……..(a)
2. Mengukur Lingkar Bahu (cm)……..(b)
3. Perhitungan, X = (a) + (b)
Hasil Perhitungan :
Identitas Tinggi Badan (a) Lingkar Bahu (b) X
(a) + (b) Keterangan
Fandhi G 164 cm 100 cm 264 cm Sedang
Keterangan :
1. Type A : Jika X di bawah 245 cm, tulang kita termasuk jenis ‘kecil’.
2. Type B : Jika X antara 245 cm sampai dengan 265 cm, tulang kita termasuk jenis ‘sedang’.
3. Type C : Jika X di atas 265 cm, berarti termasuk jenis tulang ‘besar’.

PRAKTEK III. MENGUKUR KADAR LEMAK DALAM TUBUH
Tujuan : Untuk mengetahui kadar lemak dalam tubuh.
Alat :
1. Timbangan
2. Metlin (meteran pengukur baju)
Cara Kerja :
1. Menimbang Berat Badan.
2. Mengukur Lingkar Pinggang.
Perhitungan :


PRAKTEK IV. SKOLIOSIS
Tujuan :
1. Mengetahui apakah seseorang menderita kelainan scoliosis/tidak.
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan scoliosis.
Alat :
1. Skilot
2. Skoliometer
3. Antropo Skoliometer
4. Busur Derajat
Cara Kerja :
1. Keadaan berdiri tegap, tangan disamping rapat dengan badan, kedua kaki rapat tidak jinjit.
2. Lihat punggung dari belakang pasang skilot, gantungkan di belakang kepala sampai di tengah belahan pantat.
3. Lihat apakah ada pembelokan, kearah mana dan berapa derajat.
4. Lihat apakah bahu tinggi sebelah.
5. Lihat apakah ada benjolan pada scapula.
6. Lihat apakah salah satu tangan kelihatan lebih panjang sebelah.
7. Punggung dibungkukkan // lantai, apakah ada benjolan pada salah satu sisi punggung.
Hasil Pengamatan :
Identitas Keterangan
Fandhi G • Tulang Belakang bengkok ke kiri 15ยบ.
• Bahu kiri lebih tinggi.
• Ujung jari kanan lebih panjang.
• Tidak ada benjolan pada punggung.
• Tidak ada benjolan pada scapula.

Rabu, 05 Desember 2007

BADAN IDEAL TANPA OVERTRAINING

BAB I
PENDAHULUAN

“KREMPENG MANA KEREN!!” itulah salah satu kalimat dalam ilkan sebuah susu suplement tubuh. Kata-kata itu terasa menganggap sebelah mata bagi sebagian orang yang merasa dirinya termasuk dalam kategori seperti itu. Beberapa orang acuh saja dengan kalimat dalam iklan tersebut, ada juga sebagian orang yang merasa terbujuk untuk mengkonsumsi produk tersebut upaya mendapatkan tubuh seperti pada iklan tersebut. Mustahil tubuh yang ideal, perut sixpacks, dada bidang didapat hanya dengan minum susu tanpa diimbangi dengan latihan beban yang rutin, karena susu hanya sebagai suplement penyeimbang.
Mendapatkan perut sixpacks, dada yang bidang, dan otot biseps yang melebihi ukuran kepala bayi mungkin merupakan target yang harus kita capai dalam dua bulan ini. Tapi, jangan sampai impian menjadi pria terseksi menyebabkan kita terkapar dan harus istirahat total selama seminggu.
Motivasi diri yang berlebihan malah bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri. Keinginan yang berlebihan cenderung mendorong orang untuk menempuh jalan pintas mendapatkan keinginannya tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi. Untuk mendapatkan tubuh yang ideal bisa-bisa kita melakukan latihan yang berlebihan tidak msesuai tahap dan kemampuan kita. Dan tak jarang mengkonsumsi suplement secara berlebih yang justru dapat berdampak buruk pada tubuhOvertraining adalah salah satu kesalahan yang wajib dihindari dalam olahraga.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Awas Efek Buruk Overtraining
Di pusat-pusat kebugaran yang menjamur, seorang personal trainer selalu menyemangati kita untuk mengangkat beban terberat untuk memperbesar massa otot. Ada benarnya, jika semakin berat beban yang kita angkat, maka semakin besar pula otot yang kita kembangkan. Kita mungkin akan memaksa diri untuk berpindah ke beban terberat secepat mungkin dengan repetisi sebanyak-banyaknya.
Sangat disayangkan, tidak semua orang memiliki stamina sekuat Hercules. Kita bukan pula atlit angkat berat atau kuli bangunan professional. Tubuh kita memiliki batas toleransi. Bila batas ini dilampaui, kesehatan tubuh kita yang terkena imbasnya.
Sistem kekebalan tubuh kita-lah yang pertama kali mendapat efek buruk overtraining. Fakta ini ditemukan oleh Dr. Roy Shephard beserta tim dari Universitas Toronto-Kanada. Overtraining juga menyebabkan produksi radikal bebas yang berlebihan. Radikal bebas bisa merusak sel tubuh dan membuka pintu masuk penyakit jantung, kanker, penuaan dini, dan yang terutama sistem kekebalan tubuh.
B. Gejala-gejala Overtraining
Bila kita kurang yakin apakah kita sudah berolahraga dengan optimal atau malah berlebihan, kenali saja ciri-ciri overtraining. Bodybuilding.com menempatkan insomnia dan jam tidur yang terganggu pada urutan pertama gejala overtraining. Setelah berolahraga, tubuh membutuhkan waktu kurang lebih empat jam untuk bisa di bawa ke alam mimpi. Kalau kita berniat tidur pada pukul sepuluh malami, maka kita harus sudah berhenti berolahraga sebelum jam enam sore.
Ciri-ciri overtraining berikutnya adalah waktu yang lebih lama untuk penyembuhan luka. Tentunya hal ini terjadi karena menurunnya kekebalan tubuh. Hilang selera makan, perasaan lelah berkepanjangan, nyeri otot dan hilangnya libido merupakan tanda-tanda overtraining yang lebih nyata. Bila porsi latihan kita cukup, kita justru akan merasakan kebalikan dari ciri-ciri di atas.
C. Hal yang Harus Dilakukan Bila Merasakan Gejala Overtraining
Hal pertama yang harus kita lakukan bila sudah terlanjur merasakan gejala-gejala overtraining tersebut adalah beristirahat. Berikanlah satu minggu penuh bagi tubuh kita untuk memulihkan diri. Penuhi pula asupan gizi yang dibutuhkannya. Makanan yang mengandung vitamin E dan C, serta makanan yang mengandung karoten, sangat dianjurkan untuk dimakan karena merupakan antioksidan. Antioksidan bekerja dengan menyeimbangkan radikal bebas sehingga sistem kekebalan tubuh dapat diperbaiki.
D. Hindari Overtraining
Menghindari overtraining memang sulit karena kita bisa meragukan apakah kita lelah atau kita tidak bersemangat. Yang jelas, bila tubuh kita sudah tak kuat lagi mengangkat beban, jangan paksakan diri kita.
Kurang tidur dan kurang istirahat berkontribusi dalam menyukseskan overtraining kita. Oleh karena itu, jangan korbankan waktu beristirahat. Ketahuilah bahwa otot mengembangkan dirinya di saat kita beristirahat, bukan di saat berlatih. Istirahat melalui tidur yang cukup akan mempersiapkan energi kita agar mampu mengangkat beban di hari berikutnya.
Masih dalam upaya menghindari overtraining, kita harus memastikan tangki nutrisi kita mampu menyokong latihan kita. Intinya adalah keseimbangan. Bila protein yang kita masukkan ke dalam tubuh lebih banyak dibandingkan yang kita olah di saat berlatih, maka kelebihan protein ini akan keluar lagi melalui urin. Tapi bila stok protein kurang, tubuh akan memecah protein dari otot-otot untuk mengisi kekosongan dan ini sangat berpotensi menyebabkan overtraining.
Menghindari overtraining bukan berarti mengurangi optimalisasi latihan. Kita hanya perlu menjadwal ulang hari dan porsi latihan di gym. Kita tak perlu berlatih tujuh hari dalam seminggu hanya untuk mendapat badan seksi secara instant.
Empat hari dalam seminggu sudah maksimal dengan latihan otot secara parsial. Contohnya, Kita bisa berlibur dari gym di hari senin. Sebagai gantinya, bisa puas melatih otot dada dan trisep di hari selasa. Di hari rabu bisa berlatih otot-otot kaki, dan mengambil istirahat di hari kamis. Kita kembali lagi ke gym di hari jumat untuk melatih otot punggung dan biseps. Sebelum menghabiskan sabtu malam di klub favorit kita. Kita bisa melatih otot bahu terlebih dahulu di sore hari.
Dalam memahat otot tubuh, kita tak perlu berlatih berlebihan hanya karena ingin cepat-cepat memiliki bentuk tubuh sempurna. Bila kita melakukan dengan benar dan teratur, tubuh akan menjadi apa yang kita inginkan, pada waktunya.





BAB III
PENUTUP
Mempunyai tubuh yang ideal merupakan idaman setiap pria, dengan tubuh yang ideal, atletis, perut sixpacks dan dada bidang memang membuat penampilan jadi lebih menarik. Meningkatkan rasa percaya diri setiap pria, apalagi di depan kaum wanita.
Salah satu cara yang sering dilakukan oleh pria untuk membentuk badan menjadi ideal yaitu melakukan latihan angkat beban di gym. Kebanyakan dari mereka ingin mendapatkan hasil yang maksimal dengan cara yang singkat, akibatnya malah tidak seperti yang diharapkan. Overtraining justru malah bisa mencederai atau malah merusak otot atau jaringan karena adanya pemaksaan terhadap kerja otot. Untuk mendapatkan hasil yang maksimaml perlu latihan yang teratur, terarah, terukur, maju berkelanjutan (bertahap) dan tak lupa diimbangi dengan pola makan yang baik dan istirahat yang cukup.








REFERENSI


http://muhammadreza.multiply.com/journal/item/8

http://www.keluargasehat.com/pola-olahragaisi.php?news_id=941

http://www.ranesi.nl/tema/kamera/Over_Exercise060915























MAKALAH KESEHATAN OLAHRAGA
TENTANG
BADAN IDEAL TANPA OVER-TRAINING


Disusun Oleh :
Fandhi Gunawan
056012440473

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2007

opini

PIALA ASIA 2007
INDONESIA, KALAH TETAPI MEMBANGGAKAN

Jika melihat perhelatan Piala Asia 2007 yang hingar bingar di Koran ataupun TV, maka kita sebagai warga Negara Indonesia harus bangga karena Indonesia menjadi salah satu tuan rumah penyelenggara Piala Asia 2007 selain tiga Negara lainnya Malaysia, Thailand dan Vietnam. Dua stadion dipakai untuk babap penyisihan dan babak final yaitu stadion Jaka Baring di Palembang dan stadion Gelora Bung Karno di Jakarta.
Melihat semangat dari pemain-pemain Indonesia Bambang Pamungkas cs, kita patut bangga dengan apa perjuangan mereka yang sudah maksimal. Walaupun Indonesia tidak lolos ke babak selanjutnya tetapi perjuangan Timnas Merah Putih tidak mengecewakan. Hasil menggembirakan di dapat pada laga perdana Indonesia melawan Bahrain dengan mengandaskan Bahrain dengan skor 2-1, oleh gol yang dicetak oleh Budi Sudarsono (Persik Kediri) dan Bambang Pamungkas (Persija Jakarta). Pada pertandingan kedua, Indonesia mendapatkan lawan yang sudah menjadi langganan Piala Dunia yaitu Arab Saudi. Pada pertandingan kali ini Indonesia menelan pil pahit saat harus kalah 1-2 dari Arab Saudi. Indonesia berhasil menyarangkan bola ke gawang lawan lewat kaki Elie Aiboy setelah 5 menit sebelumnya gawang Yandri Pitoy kebobolan lewat sunsulan Yasser Alqahtani, dan awal petaka Indonesia saat memasuki menit ke 84 gawang Yandri Pitoy kebobolan lagi. Penunjukan wasit dari UEA Al Badawi dianggap banyak pendukung timnas Indonesia sebagai salah satu faktor penyebab kekalahan Bambang dkk. Wasit dari Jazirah Arab tersebut terbukti berat sebelah dalam memimpin pertandingan, pihak Arab Saudi banyak diuntungkan oleh wasit karena mereka menguasai bahasa yang sama. Sedangkan timnas Indonesia banyak sekali dirugikan, pada pertandingan ini pemain Indonesia banyak mendapat kartu kuning yang berefek pada pertandingan berikutnya melawan korsel. Pada pertandingan ketiga melawan Korsel sebenarnya hanya butuh hasil imbang setelah melihat kekalahan Korsel dari Bahrain dengan skor 1-2. Pada pertandingan melawan korsel Indonesia justru malah menelan kekalahan 0-1, tetapi penampilan kiper Markus Horisson (PSMS Medan) perlu kita ajungi jempol. Beberapa kali dia melakukan penyelamatan yang gemilang.
Ivan Kolev menjadi aktor utama dibalik kegemilangan penampilan timnas Indonesia di AFC 2007 kemaren. Pemilihan Ivan Kolev sebagai pelatih merupakan langkah yang tepat, setelah sebelumnya timnas Indonesia ditangani pelatih asal Inggris Peter White pada Piala Asia sebelumnya Indonesia menjadi ladang gol bagi tim lawan dengan menelan kekalahan memalukan dari China Yaitu 0-5. Strategi yang diterapkan Kolev sangat cocok dengan permainan offensive dengan menggunakan pola 4-3-3. Menempatkan Maman A, Charis Y, Ricardo S, dan M Ridwan di belakang menjadi pertahanan yang tanggung, sedangkan Ponaryo, Firman Utina dan Samsul Khoirudin untuk memperkuat lini tengan dan Bambang P sebagai ujung tombak dengan dibantu Elie Aiboy dari sisi kanan dan Budi Sudarsono dari sayap kiri. Formasi tersebut terbukti efektif dengan berhasil menyarangkan 3 gol, 2 gol ke gawang Bahrain dan Arab Saudi 1 gol.
Beberapa hal yang cukup menggembirakan yang dicapai timnas Indonesia Waupun tidak lolos ke babak berikutnya, dintaranya :
1. Amukan suporter saat Tim Indonesia kalah mulai berkurang.
Euphoria pemain dan supporter membahana di seluruh Indonesia terutama di stadion Gelora Bung Karno setelah timnas berhasil memukul Bahrain dengan skor 2-1. merupakan awal yang bagus bagi Indonesia. Setelah menyaksikan pertandingan kedua Indonesia melawan Arab Saudi, Indonesia menelan kekalahan 1-2 rasanya sangat memilukan ditambah dengan pada pertandingan penentuan melawan Korsel yang notabenenya Indonesia hanya butuh hasil imbang justru kalah 0-1. Tetapi pemain dan supporter tidak larut dalam kesedihan dan melakukan tindakan anarki di dalam amupun di luar stadion. Lemparan botol ke lapangan tidak ada lagi dan perusakan fasilitas di luar stadion pun sudah tidak ada. Para supporter pulang dengan tertib walaupun kecewa tim kesayangannya kalah.
2. Presiden SBY peduli sepak bola.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono nampak hadir di Stadion Gelora Bung Karno pada partandingan melawan Arab Saudi dan Korsel. Merupakan satu kebanggan tersendiri bagi pemain karena didukung langsung oleh orang nomer satu di Indonesia. Presiden hadir dengan di dampampingi Ibu Negara dan Menpora dan ketua KONI dan ketua PSSI.



3. Strategi permainan lebih baik.
Dibalik kesuksesan permainan Bambang cs yaitu Ivan Kolev, beliau mampu memilih strategi terbaik buat permainan Bambang dkk yaitu dengan formasi 4-3-3.
4. Penonton dan pemain lebih sportif dan apresiatif.
Indonesia mencatat rekor dengan supporter terbanyak pada gelaran AFC 2007 kemarin dengan membukukan lebih dari 80.000 penonton disetiap pertandingan Indonesia. Walaupun supporter Indonesia berasal dari seluruh Indonesia dari berbagai perwakilan klub di seluruh Indonesia tetapi penonton melebur menjadi satu memberi dukungan untuk Indonesia. Sangat berbeda jauh dengan gelaran liga domestik dengan sering terjadinya tawuran antar supporter dan pemainpun sering terlibat bentrok di lapangan dengan tim lain.